9 Penderitaan yang Ditanggung Anak Indigo
Terlahir sebagai anak
Indigo bukanlah sebuah pilihan, tetapi merupakan takdir yang tidak bisa
dihindari. Ketika dia menyadari kehadirannya bukan sebagai orang biasa,
merasakan kemarahan yang besar terhadap perilaku manusia yang buruk dan
jahat, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, ingin merubah
dunia menjadi lebih baik dengan kekuatan sendiri, saat itu dia tidak
bisa lagi melepaskan diri dari tanggung jawab, karena dia sudah
menyadari bahwa dia adalah seorang anak Indigo.
Hari-harinya
dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran yang mendesak, susah tidur dengan
tenang, dan penglihatan-penglihatan yang mengganggu pikiran dan
perasaan, sepertinya hidupnya sudah ditakdirkan untuk menanggung semua
itu. Dia mungkin bisa melupakannya untuk beberapa saat, tetapi
pemikiran-pemikiran dan suara-suara akan terus mengisi hari dan
malamnya.
Berikut adalah 10 penderitaan yang harus ditanggung oleh
anak Indigo sebagai resiko keindigoannya. Dampaknya bisa dikurangi
apabila mendapatkan bimbingan dan penyembuhan yang tepat. Bagi sebagian
anak Indigo proses penyembuhan bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
1. Sakit kepala yang hebat
Hampir semua indigo
pernah mengalami sakit kepala yang hebat. Hal ini disebabkan proses
berpikir yang keras tanpa dikehendaki, banyak hal yang ingin dilakukan
tapi tidak bisa diatasi, dan pikiran yang terlalu luas memasuki hal-hal
yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya. Kondisi
ini memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat.
Terapi
obat mungkin bisa membantu, tetapi bersifat non permanen dan beresiko
kelebihan pemakaian karena penggunaan yang terus-menerus. Meditasi dan
perbaikan aura cakra adalah terapi terbaik, selain bisa dilakukan
sendiri juga mempunyai resiko yang lebih ringan. Mungkin juga perlu
belajar memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah.
2. Susah tidur
Suara-suara
yang mengganggu, penampakan-penampakan, melihat penderitaan alam, sukma
yang berjalan kemana-mana, dan pemikiran-pemikiran idealis yang
menuntut perwujudan membuat seorang anak indigo susah untuk
tidur. Walaupun mata terpejam tetapi tetap mendengar dan berpikir.
Anak
Indigo harus belajar untuk sering berkoneksi dengan Tuhan lebih
intensif dan berpasrah dengan segenap jiwa kepada-Nya. Lepaskan semua
beban pikiran, mintalah pentunjuk dan serahkan kepada-Nya untuk
menyelesaikan.
3. Lambung yang lemah
Salah satu
organ tubuh yang paling menderita disebabkan stress karena berpikir
dengan berat adalah lambung. Lambung yang lemah akan bereaksi negatif
berupa produksi asam lambung yang berlebihan pada saat anak Indigo
stress. Makan obat sakit lambung secukupnya dan perbanyak ibadah serta
lakukan meditasi untuk penenangan.
4. Empati yang menyakitkan
Tidak
mudah untuk berempati terhadap penderitaan orang lain, atau alam yang
sedang dizholimi oleh manusia-manusia jahat dan serakah, sedangkan
sedikit yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan buruk itu. Rasa
empati ini sering kali berakibat buruk kepada anak Indigo. Disebabkan
kepekaan yang berlebihan pada anak Indigo, rasa empati yang mendalam
bisa menjadikan dirinya ikut menderita. Rasa empati terhadap orang yang
sakit bisa membuat anak Indigo menderita penyakit yang sama, seperti
terjadi penularan walaupun bukan penyakit yang menular.
Untuk
mengurangi efek negatif rasa empati yang mendalam ini sebagian anak
Indigo mengambil sikap tidak acuh yang berlebihan. Sehingga mereka
tampak sebagai anak yang tidak peduli lingkungan sosial dan tidak mau
bergaul.
Sebaiknya rasa empati disalurkan ke dalam bentuk tindakan
langsung seperti mengobati orang yang sakit atau berdoa kepada Tuhan
untuk kesembuhan dan kebaikan orang lain. Penyaluran energi dalam bentuk
kepasrahan kepada Tuhan adalah jalan yang paling efektif.
5. Rasa marah yang mendesak
Rasa
marah melihat perilaku manusia yang buruk dan jahat adalah alasan utama
seorang anak Indigo ingin menunaikan kewajibannya. Rasa marah ini
kemudian berwujud menjadi semangat yang besar untuk mengubah keadaan
menjadi lebih baik. Bagi anak Indigo yang belum menemukan jati dirinya,
biasanya rasa marah ini bisa berakibat buruk terhadap perilakunya kepada
orang di sekitarnya. Perlawanan dan protes-protes akan selalu
ditunjukkannya kepada orang di sekelilingnya, seperti orang tua,
saudara-saudaranya dan guru di sekolah yang tidak memahami keadaannya.
6. Kepribadian yang berubah-ubah
Persinggungan
anak Indigo dengan dimensi supranatural yang terlalu sering dan
mendalam mengakibatkan pengaruh negatif berupa “jejak yang
tertinggal”. Hal ini semacam sisa-sisa efek elektromagnetik pada sel-sel
otak. Jejak-jejak dimensi lain ini kemudian akan berulang berupa
“kunjungan-kunjungan” yang berlanjut.
Karena suara dari dimensi
lain itu datang berupa gelombang yang kemudian ditafsirkan sebagai suara
di dalam batin, seringkali anak Indigo mengalami efek kebingungan
berupa kepribadian ganda. Bahkan seringkali antar “pribadi” terjadi
pertentangan pendapat dalam menghadapi suatu permasalahan.
Untuk
mengatasi hal ini anak Indigo harus mempertajam indera keenamnya untuk
membedakan setiap “pribadi” yang datang. Mungkin diri anak indigo akan
menjadi sebuah forum pertemuan berbagai “pribadi”, namun sebagai pribadi
yang bebas seorang anak Indigo harus mampu mandiri dan mempunyai
pandangan atau keyakinan sendiri yang kuat. Jadikan setiap informasi
yang datang sebagai pengetahuan dan dimanfaatkan seperlunya sesuai
dengan kebutuhan.
7. Dilematis
Ada sebagian anak
Indigo – umumnya yang sudah menginjak remaja – yang mengalami
kebingungan untuk memilih antara dua hal, apakah akan terus menjadi anak
Indigo dengan segala atribut dan tanggung jawabnya atau berusaha
memadamkan keindigoannya dan tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di
sekitarnya. Kedua pilihan itu sama-sama tidak enak, terlebih-lebih
kalau harus memadamkan keindigoan sedangkan tuntutan tanggung jawab
terus mengejar-ngejar. Bisa-bisa hidup seorang Indigo akan dihantui
perasaan bersalah sampai dewasanya.
8. Cap “aneh”
Cap
“aneh” sebetulnya hal lumrah bagi seorang Indigo. Tetapi stempel “aneh”
ini akan menjadi permasalahan serius bagi anak-anak yang belum bisa
menerima penolakan lingkungan. Perlu pengertian orang tua dan orang di
sekitarnya untuk tidak terlalu memposisikan anak Indigo sebagai “alien”
di lingkungannya sendiri.
9. Dijauhi teman-teman
Beberapa
anak Indigo dijauhi dalam pergaulan teman sebayanya karena dia lebih
sering menjadi “orang tua” bagi teman-temannya, ketimbang sebagai teman
bermain. Peringatan-peringatan, nasehat dan larangan-larangan membuat
anak-anak lain jengkel dan menjauh.
Walaupun kesendirian lebih
disukai oleh anak Indigo daripada berkumpul dengan teman-temannya,
sebaiknya dia tetap harus bersosialisasi dengan tetap bersekolah dan
bermain bersama keluarga.
Bagi para orang tua dan guru anak-anak
Indigo hendaknya memahami bahwa anak Indigo mempunyai kondisi kejiwaan
yang khusus. Pemahaman orang-orang di sekitarnya atas keadaan mereka
akan sangat membantu penyembuhan luka batin yang dialaminya. Menjadi
tanggung jawab kita bersama menghantarkan mereka menuju keberhasilan
hidup di masa dewasanya kelak.
aku juga mengalami kejadian diatas,kalau kamu? :)